“Sisi persegi, disitulah sekarang
aku berada, tidak peduli seberapa keras aku mencoba mencari sudut pandang yang
baru untuk melihat diriku, aku tak dapat lagi mengenal diriku, aku kehilangan
diriku sendiri. Diriku yang sekarang hanyalah titik tak berarti yang berjalan
dari sisi dan sudut pandang yang sama,sisi dan sudut pandang seorang
pecundang”.
@@@@@
Namaku azel nama yang terlalu aneh
untuk seekor burung gereja, saat nama memasuki peradaban kami dan banyak
diantara burung gereja yang menamakan anaknya dengan Daniel, sarah, daud,
yohanes, maria,dan sebagainya, ayahku lebih memilih menamai diriku azel, nama
yang tak bisa membuatku bangga karena tak pernah dikumandangkan ditempat dimana
aku tinggal, nama yang tak pernah terdengar walaupun sosok wanita yang berdiri
dimimbar itu berteriak diminggu pagi setelah meninabobokan kami dengan
nyanyian. Ayah pernah bilang kalau namaku diambil dari Koran yang menyelamatkan
hidupku serta saudara-saudaraku “bagaimana mungkin koran dapat menyelamatkan
hidupku” tanyaku polos waktu itu, lalu ayahku mulai bercerita dan cerita itu
menjadi penghantar tidurku saat
kukecil, saat itu tak ada lagi tempat untuk membuat sarang dipuncak gereja karena itu terpaksa ayah membuat sarang di papan nama gereja, cukup tinggi dan punya atap sehingga kami akan terlindung dari hujan, tapi seorang anak manusia yang nakal melihat sarang tersebut lalu mencoba untuk mengambilnya awalnya ia mencoba memancat tapi tak bisa lalu ia mencoba menjatuhkan sarang kami dengan kayu, walaupun akhirnya ia menyerah karena gagal, kayu tersebut menimbulkan lubang disangkar kami, ayah mencoba mencari rumput kering untuk menambal lubang tersebut tapi tak ia dapatkan karena waktu itu musim penghujan, untunglah ia melihat sebuah kertas Koran bekas bungkusan makanan yang dibuang orang, ayah lalu terbang untuk memungutnya dan dikoran yang terpotong itu tertulis ‘..RTIS CANTIK AZEL TERLIBAT PROSTIT..’, ayah menambal lubang pada sangkar kami dengan Koran tersebut agar telur ibu atau lebih tepatnya aku dan saudara-saudaraku tidak terjatuh, yang paling menyebalkan adalah setelah menetas hanya aku sendiri betina, sehingga hanya aku yang diberinama AZEL.waktu aku kecil aku ada hal ang sedikit membingungkan diriku mengapa tak ada burung gereja yang memberi nama anaknya yudas? padahal nama ini sangat sering disebutkan dalam gereja lalu aku pernah bertanya pada ayahku mengapa tak ia beri namaku yudas walaupun nama itu lebih cocok bagi pejantan dengan nama yudas akan membuat diriku bisa berbangga karena sering disebutkan tapi ayahku malah marah padaku katanya “manusia dengan nama yudas pernah melakukan kesalahan yang besar tak ada burung yang mau anaknya melakukan kesalahan nantinya”, dan karena hal ini aku tak pernah membahas soal nama ke orang orang lain kecuali diriku sendiri.
kukecil, saat itu tak ada lagi tempat untuk membuat sarang dipuncak gereja karena itu terpaksa ayah membuat sarang di papan nama gereja, cukup tinggi dan punya atap sehingga kami akan terlindung dari hujan, tapi seorang anak manusia yang nakal melihat sarang tersebut lalu mencoba untuk mengambilnya awalnya ia mencoba memancat tapi tak bisa lalu ia mencoba menjatuhkan sarang kami dengan kayu, walaupun akhirnya ia menyerah karena gagal, kayu tersebut menimbulkan lubang disangkar kami, ayah mencoba mencari rumput kering untuk menambal lubang tersebut tapi tak ia dapatkan karena waktu itu musim penghujan, untunglah ia melihat sebuah kertas Koran bekas bungkusan makanan yang dibuang orang, ayah lalu terbang untuk memungutnya dan dikoran yang terpotong itu tertulis ‘..RTIS CANTIK AZEL TERLIBAT PROSTIT..’, ayah menambal lubang pada sangkar kami dengan Koran tersebut agar telur ibu atau lebih tepatnya aku dan saudara-saudaraku tidak terjatuh, yang paling menyebalkan adalah setelah menetas hanya aku sendiri betina, sehingga hanya aku yang diberinama AZEL.waktu aku kecil aku ada hal ang sedikit membingungkan diriku mengapa tak ada burung gereja yang memberi nama anaknya yudas? padahal nama ini sangat sering disebutkan dalam gereja lalu aku pernah bertanya pada ayahku mengapa tak ia beri namaku yudas walaupun nama itu lebih cocok bagi pejantan dengan nama yudas akan membuat diriku bisa berbangga karena sering disebutkan tapi ayahku malah marah padaku katanya “manusia dengan nama yudas pernah melakukan kesalahan yang besar tak ada burung yang mau anaknya melakukan kesalahan nantinya”, dan karena hal ini aku tak pernah membahas soal nama ke orang orang lain kecuali diriku sendiri.
Hidup dengan manusia memaksa kami
harus memahami manusia karena manusia tidak pernah mau memahami kami, kami
harus mengerti bahasa dan ucapan manusia walaupun saat kami ucapkan yang
didengar manusia hanyalah cicitan tak berarti, kami harus mengerti kata yang
ditulis manusia karena hal itu menjadi berguna jika kami berkenalan dengan
pejantan atau betina “aku tinggal ditempat dengan kata gereja emaus”, walaupun
beberapa kata dan ungkapan manusia sangat membingungkan kami pernah mendengar
manusia berkata “aku cinta padamu” lalu mereka saling berciuman dan berpelukan,
lalu ada manusia yang mengatakan “aku cinta ayam panggang” tapi ayam tersebut
malah digigit dan dimakan, hidup dengan manusia membuat insting sebagian dari
kami menjadi seperti manusia, ada yang mulai rakus seperti manusia, berebutan
belalang yang terbang ke jalanan sehingga membuat mereka terlindas mobil atau
motor yang lewat, ada yang mudah marah, pesimis, minder, dan gampang stress,
dan yang paling aneh ada yang dibutakan oleh cinta lalu memilih mati terlindas
truk.
“ ya Tuhan sekiranya sudikah Kau
mengampuni dosa-dosaku, aku tak peduli lagi dengan kata orang pada diriku, aku
tak peduli walaupun semua orang meninggalkan diriku yang terpenting jangan kau Tuhan
yang meninggalkanku, diriku karena sering mengabaikanmu tapi ya Tuhan tolong
berikan hamba kekuatan untuk menghadapi masalah ini” doa seseorang sambil
menangis yang membangunkan diriku, “apa ini hari minggu” batinku, lalu aku
keluar dari sarangku dan hinggap dipintu
gereja, “ya Tuhan hamba percaya selama engkau besertaku hamba akan kuat” doa
wanita itu, tak tahu dorongan kekutan darimana aku terbang dan hinggap dikursi
gereja, “amin” kata wanita itu mengakhiri doanya. “apa kau malaikat yang
dikirim Tuhan” kata wanita itu lalu melihat kearahku “apa ia tak pernah melihat
burung gereja” batinku, “atau kau hanyalah burung yang kesepian seperti diriku,
kautahu aku berharap bisa bebas sepertimu tanpa beban” katanya lagi “sebenarnya
aku berharap seperti dirimu bisa berada dipucak rantai makanan bukannya puncak
gereja” kataku walaupun yang terdengar hanyalah kicauan tak berarti,
“terimahkasih mau menemaniku burung kecil, aku akan pergi” katanya lalu
beranjak pergi. Esoknya dia datang lagi dan berdoa dengan doa yang sama, ia
seperti sebuah magnet yang membuatku tertarik kearahnya,dan aku menunggu,
tepatnya menemani dirinya, “amin…”katanya mengakhiri doanya, “doa yang manis
nak” kata seseorang yang tiba-tiba muncul, “Tuhan akan mendengarnya” kata sosok
itu lagi sambil berjalan mendekat, aku ingin sekali beranjak dari pintu gereja
melihat wanita berumur yang tidak pernah mau menyebut namaku dalam khotbahnya
tapi ia entah mengapa ia memanggil namaku “bukankah kau azel…., azel christiani
artis yang terkenal itu” aku baru sadar atau lebih tepatnya aku baru tahu kalau
gadis itu bernama azel, jika ia orang yang terkenal besar kemungkinan orang
yang tertulis dikoran itu adalah gadis itu, “maafkan aku, tidak seharusnya
orang sepertiku ada disini, dan terimah kasih tidak menyebut diriku dengan pelacur”,
kata wanita itu lalu beranjak tapi ia ditahan oleh pendeta itu “nak.. Yesus
datang kedunia untuk menyelamatkan orang berdosa dia pasti mau menerimamu” “tapi,..”
“jangan ada keraguan dihatimu,
karena Tuhan tidak pernah ragu-ragu untuk menolong” kata pendeta itu lalu
memeluk azel tepatnya azel christiani dengan sifat keibuannya, memberikan
kehangatan pada azel serta menyalurkan kasih Tuhannnya pada azel, melihat hal
itu timbul perasaan bodoh “aku ingin menjadi manusia” tapi segeraku tepis
karena itu hanyalah mimpi bodoh, setelah kejadian itu azel semakin rajin datang
kegereja, bukan hanya untuk berdoa tetapi juga curhat dengan bunda panggilan
azel untuk pendeta berumur tersebut, aku dan bunda menjdai pendengar yang setia unruk semua
cerita yang azel ceritakan, bedanya aku tak mampu memberika advis pada azel
yang aku berikan hanyalah kicauan penyejuk suasana, azel cerita bagaimana ia
telibat kedalam dunia gelap Karena orang tuanya yang tak pernah puas dengan apa
yang azel berikan sebagai artis, cerita bagaimana kariernya hancur setelah
beredar fotonya dengan seorang politikus, cerita bagaimana bagaimana rasanya
ditinggalakan oleh orang-orang terdekat, orangtua, saudara, keluraga dekat dan
juga fans, cerita bagaimana ia hidup dengan sedikit tabungannya dan
berjuta-juta cacian orang, dan cerita bagaimana ia bisa datang kegereja, dan
yang paling aku ingat adalah bagaimana ia melukiskan keadaannya saat berada
dalam kehancurannya “Sisi persegi, disitulah sekarang aku berada, tidak peduli
seberapa keras aku mencoba mencari sudut pandang yang baru untuk melihat
diriku, aku tak dapat lagi mengenal diriku, aku kehilangan diriku sendiri.
Diriku yang sekarang hanyalah titik tak berarti yang berjalan dari sisi dan
sudut pandang yang sama,sisi dan sudut pandang seorang pecundang”.senyuman azel
akhirnya timbul kembali lagi,dan setelah beberapa bulan berdoa, curhat, dan
dinasehati oleh bunda, azelpun pamit ingin memulai hidup baru dan tak pernah
kembali.
@@@@@
Cerita singkat itu tetap tersimpan
dan tak pernah hilang dari diriku sampai aku menua sekarang, bahkan saat aku
tak sanggup terbang jauh lagi, mimpiku masih melayang jauh menuju azel, bagian
lain dari hidupku, nama yang menjadi namaku, dan kisahnya yang membuat aku
behasil menghilangkan rasa pesimisku. Nama yang sama waktu yang berbeda, burung
gereja lebih cepat menua daripada manusia dan dihari minggu ini kuyakin inilah
waktunya aku pergi membawa namaku azel, dan akan tersisa nama anakku
christiani, aku menarik napas dalam-dalam dan menutup mataku semakin cepat menuju
ayahku agar aku dapat membertitahunya kalau aku sangat senang dengan nama yang
ia berikan.. azel, aku menghembuskan nafas terakhirku dan saat itu pula ibadat
digereja dimulai “syalom jemaat yang dikasihi oleh Tuhan kita Yesus kristus,
hari ini kita akan dipimpin oleh pendeta magang azel christiani” aku tersenyum
“namaku disebut…akhirnya dia”batinku.
Wow keren sih
ReplyDelete